KRIPIK SIRIH

Sirih merupakan tanaman merambat berciri khas aroma sepat yang tumbuh subur di daerah yang teduh dan sejuk. Di Indonesia daun sirih digunakan dengan cara dikunyah dengan gambir, pinang, dan kapur dengan sebutan “menginang” di kalangan masyarakat Jawa. Seiring berjalannya waktu kebiasaan mengunyah daun sirih yang umumnya dilakukan oleh kaum wanita mulai ditinggalkan karena dapat memberikan resiko terkena penyakit kanker mulut walaupun wanita yang biasa menginang lebih mudah terhindar dari sariawan dan memiliki gigi yang lebih kuat. Semakin jarangnya wanita yang mengunyah daun sirih membuat daun sirih semakin jarang dimanfaatkan padahal daun sirih merupakan tanaman yang memiliki berbagai macam khasiat. Seperti yang telah disebutkan diatas daun sirih dapat mengatasi bau mulut, sariawan, dan menjadikan gigi lebih kuat. Selain itu daun sirih menahan pendarahan sehingga lazim digunakan sebagai obat mimisan. Karena begitu banyaknya khasiat daun sirih, sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat alternatif olahan dari daun sirih yaitu dijadikan sebagai keripik dengan berbagai macam rasa agar lebih disukai oleh semua kalangan. Novita Dewi Larassati, Urla Tri Wulanzani, Setia Paranita dan Dita Kristanti mengolah keripik sirih selain bisa menjadi cemilan sehat juga dapat menambah keanekaragaman keripik.

Menurut Novita Dewi Larassati mereka membuat keripik sirih ini karena ternyata banyak manfaatnya. “Sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman yang bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran.” kata Novita, “Bahkan daunnya mengandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik atau meredakan rasa nyeri, juga mengandung tannin yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.” Urla Tri Wulanzani menambahkan bahwa “Daun sirih mengandung bahan kimia seperti minyak asiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvacrok, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, fenil propada, tanin, dan sebagainya” ujar Urla, “Karena kelengkapan kandungan senyawa kimia inilah daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat.”

Cara membuatnya dijelaskan oleh Setia Paranita, “Bahan yang diperlukan adalah daun sirih, tepung beras, garam, kemiri, ketumbar, kunir, telur, bawang putih, air, dan minyak goreng” kata Setia, “Pertama kali harus dibuat adonannya dan digunakan untuk membuat keripik sirihnya”. Adapun cara membuat adonannya adalah menghaluskan kemiri, ketumbar, bawang putih, kunir dan garam kemudian tepung beras dimasukkan kedalam baskom dan diberi bumbu halus diatas dengan ditambahkan telur dan sedikit air baru diaduk perlahan hingga tercampur merata. Sedangkan untuk membuat keripik sirih yaitu daun sirih dicuci bersih, direbus untuk mengurangi rasa dan bau anyir dari daun sirih selama 2-3 menit saja karena daun sirih cepat lunak. Angkat dan cuci kembali dengan air bersih kemudian dijemur hingga kering. Masukkan daun sirih tersebut satu persatu kedalam adonan tepung dan digoreng dengan minyak yang sudah panas, bila sudah matang angkat dan tiriskan kemudian taburi dengan variasi rasa dan memastikannya telah tercampur secara merata. Keripik sirih ini berhasil mendapatkan dana dari Dikti dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2011 bidang kewirausahaan.