PUBLIKASI ILMIAH SEBAGAI PRODUK UTAMA AKTIVITAS PENELITIAN ILMIAH

Publikasi Ilmiah merupakan salah satu produk utama aktivitas penelitian ilmiah di samping potensi aplikasi pengetahuan ilmiah yang dihasilkan dalam bentuk teknologi. Oleh karena itu, aktivitas penelitian dapat dipandang sebagai ujung tombak yang bermata dua yang di satu sisi menghasilkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) mengenai fenomena alam  (discovery) sedangkan di sisi lain pengetahuan tersebut dapat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi teknologi  (invention) yang mampu menghasilkan produk dan atau jasa (goods & service).

Kedua produk penelitian ilmiah tersebut sangat berkaitan erat  antara satu dengan yang lain karena di satu pihak, pengetahuan ilmiah yang ditemukan dapat membuka peluang untuk menghasilkan teknologi tetapi di pihak lain, teknologi yang dihasilkan pada gilirannya dapat pula memberikan umpan balik untuk mendorong kecanggihan penelitian ilmiah dalam melakukan penemuan mengenai penjelasan fenomena alam selanjutnya.   

Hal tersebut disampaikan oleh Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.D. dari fakultas Biologi UGM pada Seminar Nasional (Semnas) Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA di kampus FMIPA UNY,  Sabtu, 2/6. Semnas diikuti oleh sekitar 216 peserta dari berbagai daerah.

Pada makalahnya yang berjudul Publikasi Ilmiah sebagai Produk Utama Aktivitas Penelitian Ilmiah, Langkah Sembiring mengatakan, adanya kerancuan ekspektasi terhadap produk penelitian muncul sebagai akibat ketidakjelasan pemahaman mengenai hakekat produk penelitian khususnya basic science sehingga berakibat adanya penyikapan yang kurang proporsional.  

“Oleh karena itu, perlu diuraikan secara jelas dan tegas mengenai hakekat produk penelitian agar dapat dipahami dengan lebih jelas dan tidak menimbulkan kerancuan dalam penyikapan. Dengan demikian, apresiasi terhadap produk penelitian, penelitian basic science pada khususnya, baik dalam bentuk publikasi ilmiah maupun berupa teknologi dapat  diberikan secara lebih proporsional dan substansial sesuai dengan hakekatnya masing-masing,” lanjutnya.

Di satu  sisi, perbedaan antara kedua aspek produk penelitian ilmiah tersebut sangat perlu disadari oleh semua pihak sehingga para peneliti dapat menyikapi secara proporsional dan aktivitas penelitian ilmiah dapat lebih fokus dalam mencapai tujuannya masing-masing secara lebih efektif dan efisien kendatipun keduanya sangat terkait secara erat. Di sisi lain, pemisahan secara kaku antara ilmu dan teknologi juga dapat bersifat mengekang (counterproductive) karena keterkaitan antar keduanya yang jelas saling mendukung dan bersifat dinamis.

Dijelaskan, ketidakjelasan pemahaman mengenai perbedaan tujuan utama antara ilmu (science) dan teknologi (technology) misalnya, seringkali menimbulkan kerancuan dalam menilai capaian suatu aktivitas penelitian ilmiah  dan bermuara pada kurangnya apresiasi terhadap temuan ilmiah (scientific discovery) yang berupa publikasi ilmiah.  Sebagai konsekuensinya, gairah melakukan penelitian yang mampu menghasilkan produk berupa publikasi ilmiah menjadi kurang berkembang. Rendahnya apresiasi terhadap publikasi ilmiah mungkin telah berperan dalam  menimbulkan kerancuan pemahaman mengenai  tujuan utama publikasi ilmiah.

Sebagai contoh, peneliti menjadi lebih bersikap pragmatis sehingga tujuan  utama publikasi ilmiah seolah-olah hanyalah untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat yang lebih bersifat adminsitratif dari pada substantif. Padahal untuk dapat menghasilkan publikasi ilmiah yang berkualitas, seorang peneliti selain harus memiliki semangat kerja keras juga dituntut selalu mengasah ketrampilan menulis publikasi ilmiah (scientific writing). “Jadi, perlu disosialisasikan secara gencar kepada semua pihak bahwa fungsi utama publikasi ilmiah dalam basic science adalah untuk pengembangan ilmu sedangkan penelitian dalam ilmu terapan (applied science) bertujuan untuk menghasilkan produk berpotensi komersial yang justru tidak akan dipublikasikan melainkan akan dipatenkan,” tambahnya.  (witono).