FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Karangmalang, 55281
e-mail
PENGENALAN DAN PENGAJARAN ILMU LINGKUNGAN BERBASIS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DASAR BAGI ANAK-ANAK DESA JATIMULYO KULONPROGO SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMBANGUN DESA WISATA BERBASIS ECOEDU-TOURISM
Primary tabs
Daerah wisata Jatimulyo, Kulon Progo merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat potensial di wilayah selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah wisata di Desa Wisata Jatimulyo menawarkan beragam obyek wisata, mulai dari obyek wisata alam hingga wisata kuliner. Wisata alam yang terdapat di desa ini diantaranya adalah Ekowisata Sungai Mudal, Air Terjun KembangSoka, dan masih banyak lagi. Sementara untuk wisata kuliner yang dikembangkan berupa produk minuman kopi dan gula semut. Selain dari wisata alam, Desa Wisata Jatimulyo juga memiliki sumber daya lainnya yangberasal dari perkebunan, peternakan, hingga komoditas kayuyangsangat bermanfaat untuk mendongkrak perekonomian warga setempat.Dari sektor perkebunan, komoditas utama yang dihasilkan adalah kopi, kakao, vanili, cengkeh, dan kepayang. Sementara itu komoditas kayu menghasilkan beragam produk kayu mentah dari jenis jati, mahoni, sonokeling, dan lain-lain. Sumber daya Desa Jatimulyoyang dapat dijadikan obyek wisata tak berhenti sampai disitu. Berbagai satwa liar seperti burung, capung, kupu-kupu, hingga klanceng(sejenis lebah) menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan terutama pecinta satwa. Maka tak heran apabila Desa Wisata Jatimulyo dijadikan sebagai objek pengamatan dan penelitian satwa-satwa tersebut.
Segala potensi di Desa Wisata Jatimulyo mampu menjadikan desa ini sebagai destinasi wisata yang ideal dan berwawasan kearifan lokal apabila sumber dayanya dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Salah satu wujud nyata pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya di Desa Jatimulyo adalah dengan terbentuknya komunitas WANAPAKSI. Komunitas WANAPAKSI adalah sebuah komunitas di Desa Jatimulyo yang mewadahi para petani dan warga setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka sembari mengelola sumber daya desa melalui kegiatan pengembangan agroforest (hutan rakyat), konservasi sumber daya alam khususnya untuk flora dan fauna khas setempat, produksi bersama hasil perkebunan, regenerasi lingkungan hidup, dan lain-lain..
Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di Desa Wisata Jatimulyo memang menjadi fokus utama untuk menjadikan desa ini sebagai destinasi wisata yang ideal, berkualitas, dan berwawasan edu-tourism. Namun, tujuan ini perlu didukung oleh kemampuan warga setempat dalam mengenalkan atau mempromosikan desa wisatanya. Tanpa promosi yang bagus, destinasi wisata yang telah dikembangkan dengan sedemikian rupa tidak akan dikenal dengan baik oleh wisatawan. Warga Desa Wisata Jatimulyo minimal memiliki kemampuan untuk menjamu wisatawan dan menjelaskan secara singkat kepada mereka mengenai seluk beluk destinasi wisata yang ada disana. Terlebih lagi, wisatawan yang datang ke Desa Wisata Jatimulyo tidak hanya dari kalangan turis domestik melainkan juga dari mancanegara. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang bagus bagi warga Desa Wisata Jatimulyo karena mereka dapat mengenalkan lebih luas lagi destinasi wisata apa saja yang ada disana dan juga melatih kemampuan promosi dan berbahasa Inggris. Peluang yang bagus ini nampaknya tertutup oleh hambatan yang dirasakan warga disana. Salah satu hambatan yang terjadi adalah kurangnya kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Desa Wisata Jatimulyo. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi penting mengingat wisatawan yang datang juga berasal dari mancanegara. Apabila mereka kurang menguasai Bahasa Inggris bahkan untuk hal-hal mendasar dalam rangka mengenalkan desanya maka promosi tidak dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, komunitas setempat bersama dengan bapak Rio Christy Handziko, S.Pd.Si.,M.Pd. selaku dosen jurusan pendidikan biologi di Universitas Negeri Yogyakarta,menggagas pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bekal untuk memandu wisata bagi anak-anak di Desa Wisata Jatimulyo KulonProgo sebagai bentuk mengembangkan desa wisata yang ideal, berkualitas, berwawasan kearifan lokal, dan berbasis edu-tourism. Anak-anak dipilih sebagai subyek pembelajaran karena mereka masih secara aktif belajar Bahasa Inggris di sekolah. Selain itu, usia yang produktif juga mendukung ketangkasan dan kreativitas bagi anak-anak untuk menyerap dan mengembangkan materi yang mereka dapat dari belajar Bahasa Inggris. Sedangkan untuk pengajar atau trainer kegiatan ini adalah 10 mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Biologi kelas internasional Universitas Negeri Yogyakarta.
Kegiatan Pengajaran terbagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 Mei 2019 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada Minggu, 5 Mei 2019. Pertemuan pertama diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari anak-anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Materi yang disampaikan berupa cara untuk memperkenalkan diri dalam bahasa inggris dan ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam bahasa inggris. Pertemuan kedua diikuti 16 peserta yang terdiri dari anak-anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Materi yang disampaikan berupa review materi pertemuan pertama dan lebih fokus untuk menambah kosa-kata atau vocabularyyang relevan dengan keadaan Desa Jatimulyo.
Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak mampu menjadikan desa mereka sebagai destinasi wisata ideal dan berkualitas yang memenuhi standar dari aspek pemanduan wisata, sehingga Desa Wisata Jatimulyo inidapat menjadi desa wisata edukasi dengan tetap mempertahankan ekosistem dan kearifan lokal yang ada (Nimas dkk)